1.22.2010

Kebanggaan Orangtuaku
























Hari ini seorang dosen ternama bernama Bapak Basauli Lubis mengingatkanku kembali akan betapa besarnya kebanggaanku menjadi salah satu putri terbaik bangsa.

Kebanggaanku?Bukan. Terlebih besar kebanggaan mereka yang membesarkan aku.

Ketika aku lahir di dunia ini, mungkin merupakan anugerah yang besar bagi kedua orangtuaku. Tapi mungkin aku juga bukan anak yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya karena aku adalah anak kelima.

Bagaimana seandainya saat itu ibuku tidak melahirkan aku?Akan lahirkah aku di dunia ini dari orangtua lain?
Tapi dia memutuskan untuk melahirkan aku. Aku gadis batak totok dari ayah dan ibu yang sama-sama berasal dari Tapanuli Utara.

Akupun bertambah besar. Sudah siapkah mereka dengan rencana membesarkanku sampai aku dewasa dan siap menikah?Bagaimana mungkin?Orangtuaku bukan orang kaya. Kami lima bersaudara. dan ayahku harus bekerja sangat keras jika ingin menyekolahkan kami semua.

Memasuki taman kanak-kanak. Aku anak yang selalu bikin susah. Iseng dengan anak-anak lain. Menyiram tukang pempek dengan bunga cabutan dari taman sekolah sampai-sampai orang tua dipanggil dan harus membayar Rp 7.500,-. Memasuki SD lagi-lagi aku bertambah nakal. Nilaiku ngga bagus. Tapi tetap berulah. Menjahili anak-anak lain sampai LAGI-LAGI ibuku harus diperingatkan oleh ibu lain supaya aku jangan nakal. Untuk mengurangi kenakalanku dan menjadikanku sedikit lebih pintar, orangtuaku harus mengeluarkan uang untuk memberikan les pelajaran lagi kepadaku. Baiklah, kali ini aku jadi anak baik. Ranking kelas, juara lomba...sangat-sangat membanggakan.
Berhenti berulah?Tentu tidak. Di kelas 6 SD aku sering bolos les untuk bermain bersama teman. Apa hukumannya?Aku dipermalukan di depan semua murid SD TKM Marsudirini karena aku-yang namanya sudah diserukan hampir oleh semua orang di dalam ruangan tersebut-GAGAL menjadi juara umum. Bukan aku. Bukan aku. INIKAH KEBANGGAAN ITU?

Namun orangtuaku tak berhenti berusaha. Membuat anak-anaknya menjadi anak-anak yang selalu bisa membanggakan mereka. Mereka memasukkanku di salah satu Sekolah Unggulan di Jakarta. SANTA URSULA. Persaingan.Persaingan dan Persaingan. Siapakah aku dibandingkan mereka?Teman-teman kaya dengan otak yang cerdas. Aku biasa-biasa saja. Namun sepertinya aku mulai mengenal apa itu tanggung jawab. Aku berjuang untuk diriku sendiri. Lulus dengan rata-rata 8 koma. Cukup membanggakan.

Akupun menambah kebanggaan mereka dengan kembali diterima di sekolah menengah sekolah unggulan tersebut. Tidak memalukan. Sepertinya aku sudah mulai terbiasa. Bersaing sehat melawan teman-teman kaya dan cerdas. Mereka sangat memotivasiku. Kali ini aku berjuang untuk diriku sendiri. Untuk kebanggaanku sendiri. Aku pun lulus dengan nilai yang memuaskan. Rata-rata UAN 9,1.

Akupun kembali berjuang untuk masuk ke Universitas Negri ternama. Aku tidak yakin dengan kemampuanku. Namun aku tetap berjuang. Namun, saat ini ada yang lebih kuat dari sekedar kebanggaanku. Yakni orangtuaku.
Mungkin mereka akan kesulitan jika aku masuk Universitas swasta. Bagaimana dengan biaya kuliah?Walaupun kata ayahku, Tuhan senantiasa memberi berkat walaupun terkadang kita tidak menyadari darimana berkat itu datang.
Tapi tidak bisa. Aku tidak bisa begitu egois. Aku anak terakhir. Mereka sudah terlalu lelah berjuang untuk aku.

Teringat hari itu adalah H-1 pengumuman SPMB. Aku pulang dari gereja, kira-kira pukul 9 malam. kumatikan HP dan aku tidur. Ternyata, malam itu ibuku tidak bisa tidur. Ia berjalan kesana kemari. Di kamarpun ia tidak tenang. Sedangkan aku, tertidur dengan pulasnya. Pagi pun menjelang. Ibuku sudah tidak lagi di kamarnya. Ia keluar mencari koran sedari subuh. Kakakku membangunkanku untuk melihat pengumuman lewat situs. 251747. Arsitektur ITB.
Bahkan akupun tidak bisa menangis. Ibuku yang baru pulang menghampiri dan memelukku sambil menangis. Inilah KEBANGGAAN MEREKA.

Saat ini, aku Elisabeth Natalia Hutajulu telah memasuki studio Tugas Akhir Arsitektur ITB. Akankah kebanggaan orangtuaku bisa menjadi kebanggaan bagi bangsaku? Setidaknya, mampukah aku membuat mereka yang telah membesarkanku dapat tersenyum dan menangis haru di hari kelulusanku kelak?Dan aku, sedang berjuang untuk mewujudkan itu.

Mama..papa...
terima kasih telah memperkenanku lahir ke dunia
di dunia di mana kalian berdua ada

Mungkin hanya tangis dan amarah yang sering kuberikan
namun kalian membalasnya dengan senyuman dan pelukan

Mungkin hanya peluh dan tangis yang harus kalian keluarkan
namun tak pernah keluh terucap dari bibir kalian

Ketahuilah,
aku menyangi kalian

Ketahuilah,
aku sedang berjuang untuk membanggakan kalian

Semoga kebanggaan itu selalu ada...

Kebanggaan padaku...

...seperti aku sangat bangga memiliki kalian...





cinta yang terdalam,
untuk papa dan mama


borum,
Elisabeth Natalia Hutajulu

1 comment:

  1. bagus,, gambar dibawahnya..hehe..
    bcanda, de..

    sy kesentuh ngbacanya, de...
    sampe bingung juga mau ngsh komen apa..

    sy cuma bs bersyukur sm apa yg sy dapet slama ini,,
    sy jg tersadar sm apa yg udh sy dapet&lakukan slama ini..
    mgkn msh jauh pemikiran sy sm apa yg kmu pikirin slama kmu menghadapi semua cobaan kmu, mgkn jg karna beda lingkungan,, makanya sy cuma bs bersyukur aja..

    intinya mah kita harus slalu punya mimpi, dan slalu berusaha terus mengejar mimpi kita itu,, juga slalu memanfaatkan setiap detik kesempatan yg kita dapat..

    thanks ya kawan sudah mengingatkan.. :)

    ReplyDelete